Wednesday, March 14, 2007

Prit jigo....

Seperti biasa setiap pagi, gua nunggu taxi di halte polonia.
Lagi rame banget kendaraan, motor, mobil, segala macem tumpah ruah. Polisi juga keliatan di mana-mana. Ada taxi express kosong mendekat, gua stop aja. Udah minggir, gua naik, jalan 5 meter, "priiiiit!!!" polisi dengan muka digalak-galakin nyuruh minggir lagi.


Lho, kenapa yah distop?


Dialog singkat antara supir taxi dengan polantas:
Supir (S): "Maaf pak, salah saya apa yah?"
Polisi (P): "SIM-nya mana pak?" - terus dikasih ama sang supir
(S): "Maaf pak, salah saya apa yah pak?"
(P): "Iya, bapak tadi berhenti pas lampu lagi hijau"
(S): "Maksudnya?" <mungkin kebingungan. Gua sih gak bingung, tapi langsung naik darah>
(P): "Lah iya, tadi kan kamu berhenti itu pas lampu lalu lintasnya lagi hijau. Kalau lagi hijau itu gak boleh berhenti, nanti bikin tambah macet dibelakangnya"

Karena gak tahan, gua turun, sambil tahan emosi dan berusaha sesopan mungkin, gua nimbrung,
"Pak, maaf, kenapa yah si bapak distop?"
<penjelasan yang kurang lebih sama dengan yang diatas>


gua jawab lagi, "Lho pak, kan saya stop-nya  di halte, taxinya berhenti depan halte, saya juga naik di halte, yang mana halte itu kan memang diperuntukan bagi masyarakat untuk menyetop kendaraan umum. Kalo gak boleh, di mana kami masyarakat harus menyetop kendaraan pak? Iya nih pak, si pak supir taxi distop pak polisi gara-gara berhenti di halte (sambil gua ngomong dan ngadu ke orang yang lewat).


(P): "Bukannya gak boleh, tapi kalo lagi lampu hijau, ntar macet, itu udah peraturannya"


(gue): "Peraturan mana yah pak? Sejak kapan?? Udah bertahun-tahun saya nyetop mikrolet, bajaj, taxi, bis, metromini di halte mana pun, gak pernah denger ada peraturan kayak gitu"


(P): "Iya, ini peraturannya sementara..."


(gue): "Namanya Mustamin yah pak?"


(P): "Iya.."


Akhirnya, setelah tawar menawar, dan diskusi-diskusi tertutup untuk umum antara sopir dan polisi, si pak supir taxi dikasih pergi juga tanpa bayar apa-apa...


Memang, gua, dan gua yakin semua orang jakarta, tau bahwa si polantas mungkin lagi kejar setoran. Tapi caranya itu lho. Could he at least invent or make up something better before stopping someone????


If only he were smarter....


mungkin dia jg gak bakalan jadi polantas if he were.....


Polantas Indonesia... masih perlu belajar dan usaha lebih keras lagi untuk menjadi lebih baik.............

No comments: